Rabu, 09 November 2011

Seuntai Puisi Untuk Ibu (Mozaik 1)

Untuk ibu tercinta...



Ibu

Meskipun mentari hilang membenamkan dirinya di ufuk barat

Meskipun angin sejuk berhenti menghembuskan nafas surga-Nya

Meskipun cahaya pagi menutup dirinya dengan mendung hitam yang pekat

Meskipun rembulan tak mau lagi menerangkan malam-malam kita

ku yakin, cintamu tak pernah sedikitpun terbenam walau mentari sirna ditelan senja

ku yakin, rasa sayangmu selalu menghembuskan hangat pelukan bidadari surga

ku yakin, pintu maafmu tak pernah tertutupi oleh hitam pekatnya mendung kemarahan

ku yakin, senyummu dikala kami menangis selalu menjadi lampion yang selalu menerangi



Ibu

Aku tahu, di setiap malam, hujan menyirami bumi cinta-Nya dengan air suci

Engkau selalu mengiringinya dengan limpahan air matamu, bersimpuh mendo’akanku



Ibu

Aku tahu, di kala aku berada di perantauan yang menjauhkanku darimu

Engkau dengan kerinduan yang membuncah berkata “Anakku, sedang apa dirimu?”



Ibu

Aku tahu, di kala malam datang menyebarkan hawa-hawa dinginnya

Engkau dengan penuh rasa cemas berbisik dalam hati “Anakku, apakah engkau kedinginan disana?”



Ibu

Hanya ini untukmu

Hanya serangkaian kata yang mungkin bisa membuatmu sedikit tersenyum

Hanya ini untukmu

Hanya do’a yang bisa terpanjatkan dari bibir kotor anakmu

Hanya ini untukmu

Hanya sebongkah harapan seorang anak yang ingin membaktikan diri dengan sebenar-benarnya



Ibu

Kini di hari-hari tuamu, tetaplah engkau menjadi penyejuk hatiku

Tetaplah engkau kembangkan senyum manismu

Tetaplah engkau isi hari-hariku dengan cinta kasihmu

Tetaplah engkau menjadi malaikat cinta di relung hatiku..









Kaliurang, 31 Okt 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar